PEREMPUAN DAN MALAM 1000 BULAN.... amboy...?

Diposting oleh butir-butir keindahan | 20.35 | | 0 komentar »

“Sepuluh malam terakhir menjadi hal yang luar biasa bila semua orang mengetahui maknanya. Bayangkan, mendapatkan malam lailatul qodar yang fadilahnya lebih baik dari 1.000 bulan,"

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ

Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. [QS. Al-Qodr : 3].

”Seribu bulan itu kan sama dengan 1.000  : 12 bulan, berarti nilai pahalanya sama dengan ibadah selama lebih kurang 83 tahun tanpa henti. Betapa indahnya bila menjadi perempuan yang mendapatkan 1.000 bulan tersebut yaitu keindahan menjelang lebaran”, demikian Aisyah bergumam sendiri sambil tangannya sibuk
mengupas bawang. Walaupun peluh mencucuri wajahnya yang tirus, Aisyah pantang untuk mengelap keringatnya karena sadar kalau bau bawang yang sudah melekat di jari-jarinya akan menempel lama di wajahnya. Sebentar lagi anak-anak dan suaminya pulang dari kesibukan masing-masing. Aisyah segera mandi dan bersiap-siap menyambut kepulangan mereka yang merupakan kebahagian tersendiri baginya.

“Oh.. poor Aisyah... kenapa kamu jadi jadul begini sih, kalau soal motong dan iris bawang saja kan bisa beli alatnya, kentang juga sekarang ada alatnya bahkan berbagai macam peralatan untuk memudahkan kamu memasak macam-macam sekarang ini sudah ada alatnya, permudahlah pekerjaanmu, mumpung ada sale besar-besaran di Mayang Plaza, gunakanalah waktumu untuk mencari barang-barang bagus serta baju lebaran buat anak anakmu,” demikian sms Ratna, kawan SMUnya dulu yang sekarang sudah menjadi manajer disebuah perusahaan minyak, yang memberi semangat kepadanya untuk menyegerakan semua kesibukananya di dapur karena Ratna ingin Aisyah di sisa waktu ramadhan yang tinggal 10 hari ini, menemaninya berbelanaja di sebuah plaza yang menjanjikan banyak sale alias diskon besar-besaran.

Godaan sebagai seorang perempuan yang ingin berbelanaja sesekali untuk membeli ini dan itu dalam merayakan lebaran yang tinggal 10 hari lagi ini , dan juga kesibukan lain yang penanganannya harus disiapkan, seperti kue-kue kering, rendang serta bukaan puasa untuk anak-anak serta suaminya yang hanya menginginkan buatan Aisyah sendiri tanpa membeli di luar rumah. Namun dari itu semua yang terpenting adalah keinginan yang tinggi dari Aisyah untuk mengkhatamkan Al Quran berkali-kali seperti yang dilakukan kawan-kawan halaqohnya. Selain itu, motivasi dari suaminya membuat Aisyah menjadi kelabakan dan kewalahan untuk mendahulukan pekerjaan yang mana. Baginya semuanya penting bagi seorang wanita yang pengasih dan sayang keluarga seperti Aisyah.

Betapa inginnya Aisyah mencari baju lebaran buat anak-anak dan suaminya, tidak perlu yang mahal, yang penting manis, pantas dan enak dipakai. Toh hanya setahun sekali dipakainya dan betapa nikmatnya melihat suami dan anak anaknya berebut kolak dan sayur asem buatan Aisyah ketika mereka berbuka puasa dirumah. Selain itu Aisyah sangat ingin memasak rendang sendiri dengan bumbu yang tidak pedas serta kue-kue kering yang lucu untuk anak-anaknya. Aisyah juga ingin sekali melihat mata anak-anaknya berkedip-kedip menikmati gula salju yang meleleh didalam mulut bersama kue putih salju buatananya yang tidak dapat ditandingi oleh kue buatan toko sekalipun. Namun hentakan semangat untuk mengkhatamkan dan mentadabur Al Quran di penghujung ramadhan membuat Aisyah merasa harus memilih mana yang nyaman bagi dirinya dan keluarganya.

Semua itu kembali kepada Aisyah, karena semuanya adalah ibadah. Namun bila Aisyah tahu bahwa Imam Syafe’i sampai menghentikan majelis ilmunya hanya khusus mengkhatamkan Al Quran saja ketika ramadhan tiba dan bagaimana para sahabat ada yang menghabiskan bacaan Al Quran dalam waktu 3 hari saja serta ada juga yang 7 hari dan seterusnya, maka betapa Aisyah sebaiknya mengkhususkan dirinya kepada bacaan Al Qurannya saja. Toh baju lebaran bisa dibeli dimana saja, rasanya pun hanya sekilas saja karena anak-anak tak begitu memperhatikan baju yang dipakai walaupun berbeda dengan sehari hari, mereka akan gunakan juga asalkan warnanya sesuai dengan jiwa kekana-kanakannya Insya ALLah mereka mau pakai. Bagi suami dan Aisyah sendiri, kan sudah dewasa jadi tidak perlu baju baru, cukup gunakan baju yang bersih dan spesial serta gunakan pengharum molto saja atau sesekali boleh bawa baju terbaik ke laundry agar nyaman dan enak dipakai. Maka hal ini akan terasa beda, juga untuk kue-kue kering, buatlah dari sebelum ramadhan, kan bisa disimpan lebih dari sebulan asal tahu cara membuatnya dan soal rendang buat penganan lebaran, dunia ini tak selalu indah, dan langit tak selalu cerah, tidaklah semua yang kita inginkan ideal di muka bumi ini harus kita lakukan dan kita dapatkan.

“Poor, Aisyah (kasihan aisyah..), ayo.. bersegeralah.., ramadhan tinggal 10 hari lagi, gunakanlah waktu ini untuk mendekatkan diri kepada Al Quran, mari kita tingkatksn ibadah sekhusyu mungkin agar mendapat malam yang lebih baik dari 1.000 bulan…” akhirnya bisikan hati nurani Aisyah memenangkan segalanya.” sssttt.. kembali kepada Al-Qur’an...”
salam_sitijamilahamdi

0 komentar